Dalam industri pengolahan kayu modern, finger joint telah menjadi solusi utama untuk memaksimalkan penggunaan bahan baku, termasuk optimasi penggunaan subwood (sisa potongan kayu) dan meningkatkan kekuatan sambungan.Meskipun terlihat sederhana, konstruksi ini memiliki banyak detail teknis yang menentukan hasil akhir — mulai dari ukuran komponen, kadar air, hingga tekanan saat pengepresan.
Pada foto contoh sebuah sambungan finger joint di atas terlihat cukup halus dan presisi namun ada bagian yang kurang ideal, sehingga akan bermasalah.
Prinsip dasar finger joint sama dengan model konstruksi kayu lainnya, yaitu mengunci dua potongan kayu melalui profil tertentu untuk memperluas permukaan kayu yang bertemu dan direkatkan menggunakan lem bertekanan tinggi. Sedangkan bentuk gigi pada finger joint menciptakan permukaan rekat atau bidang lem yang lebih luas dibandingkan konstruksi biasa (pen & lubang), sehingga sambungan menjadi kuat dan stabil.
Kayu gubal mudah menyerap lem, tapi tidak stabil. Kayu teras lebih padat dan tahan lama, namun kadang sulit direkatkan dan butuh waktu pengepresan lebih lama karena kandungan minyak alami.
Aturan Umum (Rule of Thumb)
Agar konstruksi sambungan kayu dengan finger joint memiliki kekuatan maksimal, ada beberapa aturan dasar yang perlu diperhatikan:
1. Ukuran Geometri
Menentukan ukuran jari pada dasarnya perlu menyesuaikan pisau mesin spindle yang biasanya tersedia sepasang (male-female). Dan untuk memilih ukuran pisau, kita bisa mengacu pada prinsip-prinsip dasar ukuran finger joint.
Panjang jari (finger length) idealnya 0,6–1 kali tebal kayu. Misalnya jika papan tebal 20 mm, sebaiknya gunakan panjang jari sekitar 15–20 mm.
Lebar jari (finger width) atau tip ujung jari umumnya 3–5 mm untuk komponen kecil, dan 6–10 mm untuk konstruksi besar.
2. Kadar Air Kayu (MC)
Sebelum proses mesin, kayu yang akan disambung harus dikeringkan hingga memiliki kadar air (MC) 8–12%, dan sama keringnya pada kedua ujung komponen kayu agar sambungan sempurna dan tidak melengkung atau retak setelah direkatkan.
3. Jenis Lem & Waktu Pengepresan
Gunakan jenis lem kayu yang memiliki daya rekat tinggi, misalnya lem PVAc D3/D4 (untuk interior) atau lem jenis MUF (Melamine-Urea-Formaldehyde) yang biasanya digunakan untuk luar ruangan. Lem harus diaplikasikan pada seluruh permukaan sambungan, tidak berlebihan, dan harus cukup.
Periode pengepresan juga cukup penting, yang juga tergantung jenis lem yang digunakan. Pada dasarnya, tekanan harus merata di seluruh permukaan sambungan, dan ditahan selama paling sedikit 10–20 menit (tergantung jenis lem dan suhu pengepresan).
4. Perhatikan Kayu Gubal dan Kayu Teras
Sebaiknya, pasangkan kayu gubal dengan kayu gubal, dan kayu teras dengan kayu teras, jangan dicampur untuk hasil yang seragam dan kuat. Atau jika kondisi kurang memungkinkan, sebaiknya kekerasan kedua komponen tidak terlalu jauh berbeda.
Kayu gubal mudah menyerap lem, tapi tidak stabil. Kayu teras lebih padat dan tahan lama, namun kadang sulit direkatkan dan butuh waktu pengepresan lebih lama karena kandungan minyak alami.
5. Presisi Mesin dan Pisau
Mesin spindle atau finger jointer harus dijaga akurasi dan ketajaman mata pisaunya. Pisau tumpul bisa menyebabkan serat kayu sobek atau permukaan tidak rata, yang akhirnya melemahkan daya rekat. Misalnya, gunakan pisau spindle dengan diameter 160–200 mm untuk kayu setebal 20–40 mm, dan pastikan kecepatan dorong pada mesin stabil agar hasilnya bisa presisi.
Tebal Minimum dan Sisi Terbaik
Dalam proses pembuatan finger joint, ketebalan kayu menjadi faktor utama yang menentukan kekuatan dan kestabilan sambungan. Secara umum, ketebalan minimum kayu yang direkomendasikan adalah 12 mm. Di bawah ukuran tersebut, bentuk jari akan terlalu kecil dan mudah patah saat proses pemotongan atau penekanan. Selain itu, luas bidang lem juga menjadi terlalu sempit sehingga daya rekat menurun dan risiko kegagalan konstruksi akan lebih tinggi.
Sambungan finger joint (terutama yang untuk memperpanjang kayu) paling baik dilakukan pada sisi tebal kayu karena garis sambungan finger joint akan tersembunyi, dan pada permukaan kayu (sisi lebar) hanya terlihat satu garis lurus sambungan. Sementara sambungan pada sisi lebar biasanya digunakan untuk bagian yang tersembunyi, karena dalam proses pengerjaan di mesin dan perakitan lebih mudah, namun kekuatannya lebih rendah dibanding sambungan pada sisi tebal.

Ilustrasi sambungan finger joint pada sisi lebar kayu
Pabrik yang profesional biasanya melakukan pengujian tarik dan tekuk (tensile & bending test) sebelum produksi masal dan secara berkala selama produksi. Tujuannya untuk memastikan bahwa sambungan finger joint mencapai kekuatan minimal sesuai standar, tidak ada kegagalan lem, dan hasil sambungan yang presisi.
---