Ini Caranya Menghitung Volume Kayu Dari Sebuah Pohon

Pengelola hutan seringkali harus melakukan pengukuran pada pohon-pohon di dalam hutan yang mereka kelola untuk mengetahui volume kayu yang bisa dihasilkan dari hutan mereka. Terutama jika kayu dari pohon-pohon tersebut akan diperdagangkan, sehingga mereka perlu mengetahui perkiraan volume kayu yang bisa dijual untuk pengolahan selanjutnya.

Untuk memudahkan perhitungan, biasanya pengelola hutan menggunakan ukuran diameter pohon yang masih berdiri dan bisa menggunakan tabel Skala Doyle atau tabel Skala International ¼ inch sebagai dasar perhitungan. Banyak sekali cara, alat atau bahkan aturan untuk mengetahui ukuran diameter pohon dan untuk memperkirakan volume kayu. Semuanya tergantung kesepakatan antara pemilik pohon dan konsumen yang akan membeli kayu dari pohon-pohon tersebut.


Pohon Akasia

Metode perhitungan & variabelnya

Volume kayu yang dapat diperoleh dari penebangan pohon atau batang kayu sangat tergantung pada banyak variabel, termasuk bagaimana pohon tersebut dipotong menjadi kayu bulat, ukuran kayu yang dibutuhkan, volume kayu yang berubah menjadi serbuk gergaji & limbah, dan efisiensi metode penggergajian. Karena variabel-variabel inilah, volume papan atau balok kayu tidak dapat diukur secara tepat, tetapi hanya bisa diperkirakan.



Mengukur diameter pohon

Diameter pohon biasanya diukur pada ketinggian DBH (Diameter at Breast Height) atau diameter pada ketinggian dada, yaitu sekitar 4,5 kaki (137 cm) dari tanah. Selain karena ukuran diameter pada posisi itu dianggap paling ideal, juga telah diperhitungkan bahwa sebagian besar dari batang pohon di bawah DBH tidak bisa digunakan.


Mengukur diameter pohon bisa menggunakan alat ukur sederhana asalkan digunakan dengan tepat. Anda bisa menggunakan 2 batang kayu lurus yang diletakkan sejajar pada bagian luar pohon, lalu diukur jarak antara kedua batang kayu tersebut. Posisi kedua batang kayu bisa digerakkan ke arah lainnya untuk menemukan diameter rata-rata.

Atau bisa juga dengan sebuah pita ukuran sederhana yang dililitkan di sekeliling pohon pada titik DBH, lalu lakukan perhitungan untuk memperoleh diameter batang pohon. Jika dibayangkan batang pohon adalah berbentuk silindris atau seperti lingkaran, maka rumus untuk mengetahui diameter lingkaran berdasarkan keliling lingkaran atau 'circumference' adalah:

C = π x d

atau

d = C : π

C = Circumference (keliling)
π = Phi, konstanta (22/7 atau 3,14)
d = diameter (Ø)

Contoh perhitungan:
Misalnya ukuran keliling batang sebuah pohon adalah 90 cm,
d = C : π
d = 90 cm : 3,14 = 28,6 cm
Jadi diameter rata-rata DBH pohon tersebut adalah 28,6 sentimeter.

Catatan:
Saat menghitung volume kayu nantinya, sebaiknya ukuran Ø ini dikurangi dengan ketebalan kulit kayu (± 3-5 cm, tergantung jenis pohon) sehingga bisa diperoleh perkiraan volume kayu yang lebih akurat.


Mengukur tinggi pohon yang bisa diperdagangkan

Tinggi pohon (atau panjang batangnya) yang dapat diperdagangkan biasanya diukur mulai dari satu kaki (30 cm) dari pangkal pohon hingga ujung batang pohon yang mulai meruncing dengan toleransi maksimal 25 cm atau sampai ditemukan percabangan atau cacat yang berat.

Pengukuran juga perlu mempertimbangkan jenis kayu atau kelas kayunya dan tujuan penggunaan batang pohon tersebut, sebagai furnitur, vinir plywood atau produk lainnya. Banyak tersedia instrumen yang dirancang khusus untuk mengukur ketinggian pohon, sebut saja seperti klinometer, altimeter, relaskop, atau hipsometer.

Cara paling sederhana adalah dengan menggunakan tiang panjang, sangat efektif apabila jumlah pohon yang harus diukur jumlahnya sedikit atau jika tidak terlalu tinggi.


Volume kayu yang bisa diperdagangkan

Setelah ukuran diameter DBH dan perkiraan tinggi atau panjang batang pohon diperoleh, anda tinggal melakukan perhitungan volume dengan rumus V = π x r² x L. Untuk menghitung jari-jari (r), ukuran diameter cukup dibagi dua. Penjelasan lebih detil bisa dilihat pada artikel 'Rumus Menghitung Volume Log Kayu, Mana Yang Paling Benar?'

Jadi jika anda telah mengetahui jumlah pohon, maka bisa diperhitungkan satu persatu batang pohon atau dikelompokkan sesuai ukuran DBH & tinggi pohon yang seragam.

Cara sederhana ini bisa diterapkan jika jumlah pohon tidak terlalu banyak, dan luas lahan hutan tidak terlalu besar. Terutama dengan mempertimbangkan umur pohon dan ukuran diameter maupun tinggi yang sangat berbeda-beda.

Pada artikel berikutnya kita akan membahas bagaimana caranya memperkirakan volume kayu dari pohon dan lahan yang lebih besar.

Eko HIDAYAT

Profesional dalam industri kayu dan bisnis terkait furniture | Founder tentangkayu.com

2 Komentar

  1. Kenapa bisa hasil 28,6 sedangkan jumlahnya 282,6

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba dihitung lagi yaa... koq bisa jadi 282,6?

      Hapus
Lebih baru Lebih lama