Industri Kayu di Vietnam Ingin Segera 'Diselamatkan' Dengan Pengembalian Pajak

Setelah bertahun-tahun terus tumbuh pesat, industri perkayuan di Vietnam turun hampir 30% dalam 5 bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022. Omzet ekspor kayu dan produk kayu hanya mencapai 4,7 miliar dolar AS terutama produk kayu olahan dengan kode HS 94 (Harmonized System) yaitu furniture, menurun hingga 38%. Hanya beberapa item dari kelompok HS 44 (chips, pelet kayu, kayu lapis) yang masih tumbuh positif, antara lain:

Kayu lapis: Nilai ekspor kayu lapis yang diproduksi dari kayu keras (hardwood), terutama ke Amerika Serikat, menurun tajam karena dampak investigasi yang dilakukan oleh Departemen Perdagangan AS (DOC) sejak pertengahan 2021 tentang pajak anti-dumping dan penggelapan pajak subsidi produk kayu lapis yang diekspor ke pasar AS.


Produktivitas di pabrik furniture Vietnam

Fibreboard: Nilai ekspor ke pasar India mencapai 21,19 juta dolar AS, naik 3 kali lipat dibanding periode yang sama tahun 2022 (7,6 juta USD). Papan serat saat ini menyumbang 47% dari total nilai ekspor kayu dan produk kayu ke pasar India.

Peeling board: Ekspor dalam 4 bulan pertama tahun ini mencapai 69,4 juta dolar AS, naik 9% dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Pasar utama ekspor produk ini adalah Tiongkok, Kamboja, dan India.

Serpihan kayu: Meskipun harga ekspor serpih kayu menurun tajam dibandingkan akhir tahun 2022, ekspor serpih kayu dalam empat bulan pertama tahun 2023 mencapai lebih dari 4,1 juta ton, dengan nilai 704,4 juta dolar AS. China dan Jepang masih menjadi dua pasar utama yang mengkonsumsi serpihan kayu yang diekspor dari Vietnam, di mana ekspor ke China mencapai lebih dari 70%.

Pelet kayu: Ekspor pelet kayu dalam 4 bulan pertama tahun ini mencapai 1,2 juta ton, dengan omset 213,04 juta dolar AS, turun 22% dalam hal volume dan turun 10% dalam hal nilai ekspor dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Terutama karena harga ekspor pelet kayu telah menurun sangat tajam.


Meskipun menghadapi banyak kesulitan, terutama karena pengaruh eksternal, Asosiasi Kayu dan Hasil Hutan Vietnam percaya bahwa, dengan posisinya saat ini dalam perdagangan kayu global, daya saing perusahaan kayu Vietnam akan segera mendapatkan kembali momentum pertumbuhannya ketika pasar kayu global pulih.

Oleh karena itulah pelaku bisnis industri kayu mengharapkan pemerintah setempat untuk segera mempercepat proses pengembalian pajak pertambahan nilai (PPN) yang merupakan hambatan besar, yang perlu segera dihilangkan agar banyak bisnis di industri kayu dapat bertahan sembari menunggu kondisi perekonomian pulih kembali. Sangat sulit bagi pebisnis ketika mereka tidak menerima pengembalian pajak, kekurangan modal untuk mengelola dan mendukung karyawan dalam situasi order yang menurun drastis.

---
Source: goviet

Eko HIDAYAT

Profesional dalam industri kayu dan bisnis terkait furniture | Founder tentangkayu.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama