Cara Menghasilkan Pelet Kayu Berkualitas Tinggi

Industri pelet kayu saat ini sedang berkembang sangat agresif, terutama di Eropa. Krisis energi yang akhir-akhir ini menyulitkan masyarakat di Eropa, sehingga mereka yang biasanya menggunakan bahan bakar gas untuk BBQ misalnya, mulai beralih menggunakan pelet kayu sebagai bahan bakar alternatif.

Ada banyak pilihan pelet kayu di pasar Eropa, yang diproduksi lokal atau juga mendapatkan pasokan dari eksportir di Asia, tetapi tidak semuanya memiliki kualitas yang sama.


Produk pelet siap dikemas

Standar kualitas pelet kayu

Kualitas pelet kayu yang baik sangat penting untuk mencapai proses pemanasan yang konstan dan optimal saat digunakan. Standar kualitas tersebut juga perlu disesuaikan dengan ukuran perangkat dan kebutuhan.

Beberapa pabrikan besar biasanya mengacu pada standar ENplus®, sebuah skema sertifikasi yang dikenal di seluruh dunia untuk menjamin kualitas pelet kayu sekaligus mengontrol sirkulasinya di seluruh rantai pasokan.
ENplus® merupakan lembaga sertifikasi khusus pelet kayu. Skemanya mirip sertifikasi FSC, yang membuat sertifikat untuk produsen, pedagang, dan penyedia jasa.

ENplus® membagi kualitas pelet kayu dalam 3 kelas sesuai ISO 17225-2 dengan nama ENplus A1, ENplus A2, dan ENplus B. Pembagian kelas tersebut lebih mempertimbangkan pada jenis bahan baku dan kandungannya.

ENplus A1 ENplus A2 ENplus B
Hanya kayu solid Kayu solid,
Seluruh batang kayu termasuk kulit,
Sisa potongan log
Semua jenis produk hutan, perkebunan, atau kayu dari jenis pohon lainnya
Kayu yang tidak mengandung bahan pengawet, sisa produksi dari pabrik pengolahan kayu Kayu yang tidak mengandung bahan pengawet, sisa produksi dari pabrik pengolahan kayu Kayu yang tidak mengandung bahan pengawet, sisa produksi dari pabrik pengolahan kayu
- - Kayu sisa yang tidak melalui pengawetan *)
*) tidak termasuk kayu sisa bangunan/reclaimed

Pelet kayu yang berkualitas tinggi atau Premium bisa bertahan lebih lama dengan jumlah asap yang tidak berlebihan. Untuk itulah kepadatannya bisa mencapai di atas 800 kg/m3.

Pelet kayu yang berkualitas lebih rendah biasanya memiliki kepadatan berkisar >600-750 kg/m3 dan mengandung kadar air lebih tinggi. Suhu pembakaran tidak stabil, sehingga menimbulkan lebih banyak abu yang bisa mengotori ruangan atau makanan yang sedang dipanggang.


$ads={1}

Beberapa metode bisa dilakukan untuk mengenali produk yang berkualitas tinggi. Bisa dilihat secara visual, pengujian fisik, atau pengujian metode lainnya.

Visual

1. Panjang seragam
Ukuran panjang pelet kayu yang seragam mencerminkan proses produksi yang konsisten dan stabil. Menurut standar ENplus, panjang optimal harus dari 30mm hingga 40mm, artinya terdapat toleransi perbedaan panjang 5mm. Jika perbedaannya terlalu besar, artinya pengaturan pisau pemotong pada mesin pelet tidak benar.

2. Serpihan sedikit
Serpihan atau remah pelet tidak bisa dihindari, tetapi bisa dikurangi. Remah/serpihan bisa dilihat dengan mudah pada pelet kayu yang dikemas dalam sebuah kantong transparan (misalnya 15 kg).
Menurut standar internasional, pelet kayu mengandung serpihan kurang dari 1% masih bisa diterima. Terlalu banyak serpihan disebabkan oleh pengaturan tekanan lemah dan temperatur yang terlalu rendah pada mesin pelet kayu sehingga serbuk tidak melekat dengan baik.

3. Permukaan halus, mengkilap, tidak retak
Permukaan yang halus dan mengkilap serta tidak mudah retak saat disentuh dan diraba, menunjukkan bahwa kepadatannya cukup, dan proses kompresinya dilakukan dengan benar. Permukaan pelet kayu kasar bisa jadi bahan bakunya terlalu kering atau pengaturan di dalam mesin tidak dilakukan semestinya.

4. Warna coklat atau kekuningan
Pelet kayu yang berkualitas baik biasanya berwarna coklat atau kekuningan, dan yang berkualitas rendah berwarna lebih gelap atau hitam. Mengapa? Kualitas premium hanya bisa dihasilkan dari kayu solid, dan kualitas lebih rendah bisa dicampur dengan kulit kayu atau bahan lain seperti yang diuraikan pada ENplus B.


Pengujian Fisik
Pengujian ini biasanya dilakukan sebelum dan setelah pembakaran pelet kayu.

1. Kepadatan pelet kayu
Kepadatan diukur dalam skala g/cm3 atau kg/m3, diuji dengan cara membagi berat (gram) dengan volume (cm3). Jika kepadatan terlalu tinggi, menunjukkan bahwa tekanan pada mesin saat proses agak berlebihan, demikian pula sebaliknya, jika energi yang diberikan tidak mencukupi maka kepadatan pelet kayu akan menjadi lebih rendah.

2. Ketahanan mekanis
Jika pelet kayu tidak mudah rusak dan hancur selama pengangkutan atau saat akan dipakai sebagai bahan bakar, berarti memiliki daya rekat yang tinggi antar molekulnya.

3. Kandungan Nitrogen, Sulfur dan Klorin, serta logam berat
Semua pengujian ini dilakukan di dalam laboratorium, bertujuan untuk mengatur kandungannya karena mempengaruhi emisi polusi dan korosi pada peralatan pemanas. Logam berat atau heavy metal diukur karena mempengaruhi emisi polusi, perilaku pembakaran dan kadar abu pelet

4. Moisture content
Sama seperti kayu solid, nilai kadar air atau moisture content mencerminkan output panas yang bisa dihasilkan saat pembakaran pelet kayu.

5. Kandungan Abu (dilakukan setelah pembakaran)
Semakin rendah jumlah abu setelah pembakaran, berarti pelet kayu berfungsi dengan efisien. Selain itu dengan kadar abu yang rendah artinya end-user tidak perlu melakukan pembersihan terlalu sering.


Pengujian metode lainnya

Bau
Pelet kayu yang berkualitas seharusnya berbau seperti kayu segar, karena berarti bahan bakunya dari serbuk gergaji murni atau bahan kayu lainnya. Tapi, jika baunya agak aneh, salah satu kemungkinan karena mengandung campuran bagian kayu yang lain (kulit kayu, ranting), atau menggunakan bahan perekat tambahan.

Dilarutkan ke dalam air
Sediakan sebuah bejana dengan air di dalamnya, pelet kayu dengan kepadatan tinggi pada dasarnya akan tenggelam. Jadi jika pelet terapung, sudah pasti memiliki kepadatan yang rendah.

Lalu tunggu beberapa saat, pelet yang berkualitas baik akan cepat larut dan melebur dalam waktu yang sangat singkat. Dan perlu diingat bahwa pelet kayu yang berkualitas tinggi tidak menggunakan bahan perekat tambahan, sehingga saat air meresap, ikatan antar molekul kayu segera terlepas. Sebaliknya kualitas yang rendah akan melebur lebih lambat dan kadang lebih keras karena banyak perekat di dalamnya.

Dibakar
Coba gunakan korek api biasa untuk membakarnya, pelet berkualitas baik akan mudah terbakar karena mengandung serbuk gergaji murni. Lalu perhatikan warna apinya, jika berwarna kuning muda atau coklat, berarti bagus.


Mesin pelet kayu untuk skala kecil dan skala pabrik/TCPEL.com

Mesin Pelet Kayu

Tidak kalah pentingnya, selain bahan baku yang benar, untuk menghasilkan pelet kayu yang berkualitas, Anda perlu mesin pelet kayu yang juga memiliki kinerja yang kuat dan konsisten. Bagian paling penting pada mesin pelet adalah cetakan (die), dengan menggunakan baja tahan karat yang disempurnakan (enhanced), cetakan bisa digunakan selama 1000 hingga 1500 jam, dan daya lebih sedikit untuk mencapai kapasitas yang lebih tinggi.

Mesin pelet yang berkualitas juga memiliki sistem pendingin internal dan blower kipas untuk membantu mendinginkan area pelet, sehingga temperatur bisa konsisten untuk memastikan output berkualitas tinggi yang berkelanjutan.

Untuk produksi skala kecil, bisa menggunakan mesin dengan struktur cetakan datar karena tidak memerlukan tenaga yang sangat besar. Dan untuk skala produksi yang lebih besar, lebih baik gunakan mesin pelet kayu untuk skala pabrik besar dengan struktur cetakan vertikal.

---

Eko HIDAYAT

Profesional dalam industri kayu dan bisnis terkait furniture | Founder tentangkayu.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama