Tantangan Membuat Furnitur Berbahan Kayu & Aluminium

Furnitur dengan bahan kombinasi kayu dan logam beberapa tahun ini masih menjadi pilihan konsumen karena furnitur berbahan baku aluminium lebih ringan daripada bahan besi baja atau bahkan kayu. Selain itu untuk mengakomodasi beberapa desain furnitur sederhana dan simple, konstruksi aluminium lebih mudah beradaptasi.




Mengapa Memilih Aluminium?

Terutama untuk perabot luar ruangan, bahan aluminium walaupun lebih mahal tetapi memiliki berbagai kelebihan dibandingkan bahan logam lainnya, antara lain:

Tidak perlu kuatir berkarat!
Tidak seperti bahan logam lainnya, aluminium tidak akan berkarat walaupun dibiarkan di luar terkena cuaca. Aluminium tidak terpengaruh oleh kondisi luar ruangan, oleh karena itulah aluminium menjadi pilihan yang sempurna untuk produk furnitur outdoor.

Perawatan mudah
Walaupun furnitur terkena angin, kotoran, hujan, makanan, dan lainnya, aluminium sangat mudah dibersihkan karena hanya perlu selang air untuk disemprotkan atau kain basah untuk mengusapnya untuk menjadi bersih kembali seperti baru.

Ringan!
Furnitur aluminium mudah dibawa atau dipindahkan.

Kuat dan awet
Sama kuatnya dengan bahan besi biasa dan tidak mudah patah.





Tantangan Menggunakan Aluminium dan Kayu

Kedua jenis bahan tersebut memiliki sifat fisik dan mekanis yang sama sekali berbeda. Harus dipahami benar sifat fisik mana yang bisa dikompromikan atau digantikan.
Kayu sangat mudah dibentuk atau diatur ukuran dan dimensinya, sedangkan alumunium ketika anda sudah memilih ukuran komponen tidak bisa lagi dirubah. Proses kayu harus hati-hati karena setiap goresan yang tidak diinginkan terjadi, anda harus menggantinya dengan komponen yang baru.

Sedangkan pada aluminium, guratan atau goresan apapun yang terjadi saat proses produksi akan sangat udah dihilangkan atau ditutupi dengan warna cat.

Beberapa tantangan saat membuat furnitur dengan bahan kombinasi kayu dan aluminium:

1. Biaya produksi lebih mahal
Bagaimanapun harga pokok bahan baku aluminium sudah jelas lebih mahal daripada kayu. Itupun dengan ukuran atau bentuk komponen standar yang sudah tersedia atau yang diproduksi oleh pabrikan aluminium. Itu artinya biaya produksi dan harga jualnya akan menjadi lebih tinggi.

2. Ukuran komponen tidak fleksibel
Kecuali jika anda memiliki fasilitas pengolah bahan baku aluminium menjadi batangan komponen sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan, membuat furnitur kayu dengan kombinasi aluminium harus mengikuti ukuran standar pabrik pembuat batang aluminium.

3. Struktur sesuai bahan
Yang paling lazim adalah menggunakan aluminium sebagai kaki meja atau kaki kursi, dan menggunakan kayu untuk sandaran kursi atau top meja karena sifat fisik aluminium yang jauh lebih stabil daripada kayu. Menggunakan kayu sebagai struktur utama bisa saja dilakukan, tetapi pada akhirnya dari sisi desain atau aplikasi konstruksi akan menjadi lebih sulit. Untuk sandaran kursi atau top meja bisa menggunakan bahan kayu karena bagian tersebut bukanlah struktur utama yang menjadikan kusi atau meja bisa berdiri.

Namun demikian tetap harus diperhatikan susunan komponen dari masing-masing bahan yang disesuaikan dengan sifat fisiknya, terutama komponen kayunya.
Misalnya bagian sandaran kursi dengan rangka aluminium yang bilahnya menggunakan kayu tanpa rangka, ketebalan bilah sandaran harus minimal 12 mm, dan itupun untuk jenis kayu dengan kepadatan di atas 500 kg/m3.

Atau jika anda merencanakan struktur top meja dengan bahan kayu, sangat direkomendasikan untuk menggunakan ukuran komponen yang lebih tebal dari atau minimal 15 mm.

Jika anda menggunakan jenis kayu lebih lunak, yang berarti lebih mudah berubah bentuk karena perubahan cuaca dan kelembaban udara, sebaiknya gunakan tambahan rangka.
Dalam hal ini meskipun anda menggunakan bahan rangka dari logam lainnya, misalnya besi baja, prinsip di atas sebaiknya tetap diperhitungkan dalam menentukan struktur kayu dan logam.


Giantex 5/Amazon

Foto di bawah ini merupakan sebuah contoh dari struktur kursi dengan rangka utama besi baja dan sandaran menggunakan bilah kayu tanpa rangka.
Dari pemilihan jenis bahan sekrup sudah terlihat tidak berkualitas untuk produk furniture luar ruangan, dan pemilihan jenis kayu dan ketebalan sandaran kayu tidak tepat karena terlalu tipis.



4. Konstruksi dan sambungan
Bagian ini sebenarnya yang paling menantang dan berhubungan erat dengan perencanaan struktur sesuai sifat bahan kayu dan aluminium. Lebih tipis sandaran kayu akan membuat kursi tampak lebih indah dan minimalis, tetapi karena tanpa rangka kayu, maka konstruksi tersebut tidak akan bertahan lama.

Top meja makan dengan bahan kayu akan tampak lebih indah jika hanya menampilkan garis-garis lurus dan sejajar beberapa bilah kayu tanpa ada rangka dengan arah berlawanan. Dari segi estetika dan mungkin juga biaya produksi akan terakomodasi dengan konstruksi tersebut, tetapi jika anda sebagai produsen furnitur, hal tersebut pada akhirnya akan membuat produk tidak bisa digunakan.

Menentukan ketebalan minimal sandaran kursi atau bilah top meja yang tanpa rangka bukan tanpa alasan, terutama jika anda tidak ingin kepala sekrup terlihat dari sisi luar. Sekrup untuk mengikat kayu pada rangka aluminium harus cukup 'dalam' masuk ke kayu untuk membuat ikatan. Jika kayu sandaran tebal minimal 12 mm, maka sekrup yang masuk ke dalam kayu maksimal 8 mm sudah cukup untuk membuat ikatan yang kuat, dan tidak berisiko tembus.

Satu hal penting lainnya yang perlu anda ketahui terkait argumen di atas, terutama pada furnitur outdoor, bahwa bahan logam termasuk besi baja atau aluminium menyerap panas lebih baik dan lebih lama daripada kayu. Pada saat furnitur berada di bawah panas matahari secara berlebihan, bagian bawah kayu yang berhubungan langsung dengan besi baja atau aluminium akan lebih panas daripada permukaan kayu dan hal tersebut akan bereaksi terhadap MC kayu. Air di dalam kayu akan keluar 'dengan paksa' dan membuatnya mudah melengkung karena tidak ada rangka yang menahannya.


Beberapa risiko yang bisa terjadi jika konstruksi tidak tepat:
  • Sambungan antara kayu dan aluminium tidak bisa tahan lama
  • Sekrup untuk mengikat kayu akan tembus ke permukaan dan menjadi bagian tajam yang bisa menggagalkan hasil pengujian mekanis.
  • Komponen kayu akan lebih cepat rusak dan melengkung


Sebaiknya jika anda akan membuat furnitur dengan bahan kombinasi, gunakan jenis kayu yang lebih keras dengan kepadatan tinggi, di atas 500 kg/m3 dan gunakan komponen dengan ketebalan di atas rata-rata sesuai ukuran perabot. Kayu jati sudah pasti menjadi pilihan terbaik untuk model kombinasi, dan kayu lainnya seperti Mahoni, Sungkai, Eucalyptus, atau kayu Mangga sangat cocok untuk furnitur kombinasi.

Round Table/Tikamoon

Eko HIDAYAT

Profesional dalam industri kayu dan bisnis terkait furniture | Founder tentangkayu.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama