
Aturan soal toppling furniture sudah diberlakukan sejak 6 bulan yang lalu/img: SupplyScope
Sebuah pengawasan nasional yang dilakukan oleh Australian Competition & Consumer Commission (ACCC) atau Komisi Persaingan dan Konsumen di Australia bersama dengan lembaga perlindungan konsumen negara bagian dan teritori menemukan bahwa mayoritas pemasok furniture di Australia belum mematuhi aturan wajib baru mengenai peringatan bahaya furniture yang mudah tumbang atau disebut juga dengan toppling furniture.
Dalam sebuah kampanye pemeriksaan terhadap lebih dari 3.000 produk furniture pada lebih dari 160 penjual furniture, ditemukan bahwa 90% dari perusahaan atau bisnis tersebut tidak memenuhi standar wajib tentang informasi furniture yang berisiko tumbang, setidaknya untuk satu produk mereka. Dan lebih dari setengahnya (52%) bahkan dinilai sepenuhnya tidak patuh (non-compliance), karena seluruh produk yang diperiksa tidak mencantumkan informasi peringatan atau menampilkan informasi yang salah dan tidak lengkap.
Aturan baru ini, yang sejatinya telah mulai berlaku pada 4 Mei 2025 yang lalu, mewajibkan setiap pemasok untuk memcantumkan peringatan keselamatan mengenai risiko furniture tumbang secara jelas, baik di toko fisik maupun online, serta di label yang terpasang pada produk dan user guide.
Menurut Wakil Ketua ACCC, Catriona Lowe, furniture yang tidak diamankan dengan benar seperti lemari dan rak buku dapat tiba-tiba jatuh dan menyebabkan cedera serius atau kematian. “Kejadian ini bisa terjadi ketika anak kecil memanjat laci terbuka atau ketika orang lanjut usia menggunakan furniture untuk menopang diri. Kelompok usia ini adalah yang paling rentan,” ujarnya.
Lowe menambahkan bahwa ACCC melakukan pengawasan dengan mengunjungi berbagai toko di seluruh negeri dan memeriksa situs online untuk memastikan kesadaran pelaku usaha terhadap peraturan baru tersebut. “Kami sangat prihatin dengan rendahnya tingkat kepatuhan. Bisnis harus memastikan adanya label peringatan dan informasi keselamatan agar konsumen dapat terlindungi,” katanya.
Baca juga:
Ringkasan Persyaratan pada 'Toppling Furniture' di Australia, beserta Rekomendasi
Hasil pengawasan menunjukkan hanya 10% dari bisnis yang benar-benar memenuhi seluruh persyaratan standar tersebut. ACCC menyatakan akan terus memantau dan menindak perusahaan yang tetap melanggar aturan ini.
“Pemasok diharapkan mengambil langkah nyata untuk mematuhi standar, demi mengurangi risiko cedera dan kematian akibat furniture tumbang. Jika tidak ada perbaikan signifikan, kami tidak akan ragu mengambil tindakan penegakan hukum,” tegas Lowe.
Pemasok yang belum mematuhi telah diberitahu untuk segera melakukan perbaikan. Berdasarkan Undang-Undang Konsumen di Australia, menjual produk yang tidak sesuai dengan standar informasi dapat mengakibatkan denda hingga 50 juta dolar Australia bagi perusahaan (sekitar 545 milyar rupiah) , atau 2,5 juta dolar (sekitar 27 milyar rupiah, dengan kurs saat ini Rp. 10.900/AUD) bagi individu.
Standar tersebut juga mewajibkan setiap pemasok — termasuk produsen, distributor, dan pengecer — untuk menempelkan label peringatan permanen, menampilkan peringatan di titik penjualan baik di toko fisik maupun toko online, serta mencantumkan informasi keselamatan dalam buku petunjuk produk.
Dengan penerapan aturan ini, ACCC berharap tingkat kesadaran industri meningkat sehingga insiden tragis akibat furniture tumbang dapat diminimalkan di masa depan.
---