Pasar Jepang dikabarkan mencatat kenaikan signifikan pada harga impor kayu lapis tropis dari Malaysia dan Indonesia, dipicu oleh terbatasnya pasokan bahan baku, penguatan nilai tukar mata uang di Asia Tenggara, serta meningkatnya biaya produksi.Mengutip laporan Sarawak Tribune dan Global Wood Markets, harga kontrak terbaru untuk kayu lapis formwork berlapis 12 mm asal Malaysia (ukuran 3×6 feet) kini mencapai US$600–610 per m³ (C&F Jepang). Sementara jenis formwork standar berada di kisaran US$500–510 per m³, dan kayu lapis struktural sekitar US$510–520 per m³, meningkat dibandingkan harga pertengahan tahun.
Kenaikan harga ini dipicu oleh terganggunya pasokan log, khususnya di wilayah Sarawak, Malaysia, akibat curah hujan tinggi yang menghambat penebangan dan transportasi. Di sisi lain, biaya produksi yang meningkat—mulai dari lem resin, energi, hingga biaya kontainer, menambah tekanan pada produsen. Penguatan ringgit Malaysia dan rupiah Indonesia terhadap dolar AS turut menaikkan harga ekspor, sementara pelemahan yen membuat harga impor di Jepang semakin mahal.
Dampak terhadap Ekspor Kayu Lapis Indonesia
Bagi Indonesia, tren kenaikan harga ini memberikan dampak ganda. Di satu sisi, harga ekspor yang lebih tinggi berpotensi meningkatkan pendapatan devisa dan margin keuntungan bagi pabrik besar yang memiliki pasokan bahan baku stabil. Menurut data Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo), permintaan dari Jepang dan Korea Selatan masih stabil hingga kuartal III 2025, meskipun pesanan dari Tiongkok sedikit menurun.
Namun, produsen kecil menghadapi tekanan akibat kenaikan biaya logistik dan persyaratan sertifikasi seperti JAS dan sistem ketelusuran asal kayu yang lebih ketat. Beberapa eksportir di Jawa dan Kalimantan melaporkan keterlambatan pengiriman serta margin yang menipis meski harga jual meningkat.
Analis memperkirakan tren kenaikan ini akan berlanjut hingga awal 2026, dengan importir Jepang tetap berhati-hati sambil memantau fluktuasi yen dan kestabilan pasokan regional. Kondisi ini berpotensi membuka peluang baru bagi Indonesia untuk memperkuat posisi sebagai pemasok utama kayu lapis tropis di Asia.
---