Beberapa Cacat Kualitas Kayu Lapis Yang Perlu Dihindari

Kayu lapis adalah bahan paling umum digunakan untuk membuat furniture indoor. Walaupun pada proses produksinya telah melalui beberapa langkah kontrol kualitas, namun tetap saja akan ada beberapa lembar kayu lapis yang memiliki cacat minor atau major. Sebaiknya ketahui jenis-jenis cacat kayu lapis sebelum membeli agar investasi yang anda lakukan tidak terbuang.


Cacat struktural (bekas mata kayu) yang ditambal vinir/img:medium


APPEARANCE DEFECTS (Cacat Penampilan)

Cacat kualitas yang paling mudah dan cepat untuk dikenali dengan cara melihat kondisi permukaan dan fisik lembaran kayu lapis.

1. Garis lem (Glue line)
Terlihat berupa garis lem yang berlebihan muncul di permukaan kayu lapis mengikuti serat vinir. Hal ini disebabkan jumlah lem yang terlalu banyak saat proses pressing atau vinir yang terlalu tipis. Karena permukaan lem cukup keras dan tidak berpori, defect ini akan menyulitkan bahan finishing meresap ke dalam serat kayu jika tipe finishing yang diharapkan adalah natural.

Kecuali jika nantinya akan dipoles dengan cat duco atau bahan pelapis sintetis lainnya, cacat ini tidak akan berpengaruh sepanjang permukaannya halus dan rata.

2. Warna vinir berbeda (Discoloration)
Walaupun vinir terbuat dari jenis kayu yang sama, defect ini bisa saja terjadi karena vinir terlalu lembab, atau karena kebocoran saat proses dengan mesin hotpress. Cacat ini tidak terlalu bermasalah jika jenis finishing berwarna gelap atau anda akan melapisinya dengan bahan sintetis.

3. Bergelombang (Fluctuating)
Cacat ini terlihat berupa gelombang tipis setinggi hingga 0,5 milimeter yang melintang arah serat vinir permukaan. Gelombang ini terjadi karena lapisan vinir inti di bawahnya yang bertumpuk (overlay) pada sambungan dan vinir pelapis muka mengikuti alurnya. Permukaan kayu lapis menjadi tidak rata dan akan sangat terlihat jelas ketika difinishing atau ketika dilapisi lembaran sintetis.

Kayu lapis dengan cacat ini tidak bisa dipakai jika anda akan menggunakan bahan pelapis sintetis, karena kayu lapis harus diamplas dahulu hingga rata menggunakan mesin belt sander. Artinya, anda harus melakukan pekerjaan tambahan yang seharusnya tidak perlu.

Apalagi jika tipe finishingnya menggunakan melamin atau PU transparan, karena garis gelombang setelah diamplas akan terlihat sangat jelas. Satu-satunya jalan adalah meletakkan bagian tersebut pada sisi bawah atau sisi kabinet yang tersembunyi

4. Amplas berlebihan (Sanded Through)
Cacat ini berlawanan dengan gelombang, membuat permukaan kayu lapis tidak rata. Timbul pada saat proses amplas akhir dengan mesin belt sander di pabrik, disebabkan karena posisi papan yang tidak stabil saat berjalan di dalam mesin amplas.


STRUCTURAL DEFECTS (Cacat Struktural)

1. Melengkung (Warping)
Kebanyakan terjadi pada kayu lapis yang tipis (di bawah 15mm). Tidak hanya melengkung, tetapi juga kadang melintir. Ini disebabkan karena kelembaban udara di sruang penyimpanan kayu lapis sangat tinggi, dan tidak dikemas dengan baik.

2. Vinir terkelupas (Delamination)
Defect ini terjadi saat lapisan vinir muka/belakang mengelupas, terkesan seperti tidak terdapat cukup lem yang mengikatnya dengan vinir inti. Kondisi tersebut mempengaruhi kekuatan dan daya tahan kayu lapis dan furniture. Cacat ini kebanyakan terjadi pada sisi luar dan sudut kayu lapis karena beberapa hal, misalnya susunan lembaran kayu lapis yang tidak rata saat proses hotpress, atau karena suhu yang tidak sama rata sehingga lem pada bagian sisi luar dan sudut tidak mendapatkan suhu yang cukup.

3. Sisi Kosong (Voids)
Artinya, bahwa ada beberapa spot pada sis tebal kayu lapis yang vinirnya seperti terlepas atau tidak mencapai tepi, jadi ada rongga kosong tanpa vinir inti. Ini biasanya terjadi pada kayu lapis yang vinir intinya disambung di ujung, sehingga sebagian kecil vinir pecah saat proses atau karena arah serah kayu tidak lurus. Hampir sama dengan delamination, dan kadang-kadang cacat ini tidak terlihat langsung jika berada di tengah lembaran kayu lapis.

4. Gelembung (Bubbling)
Cacat ini terlihat seperti gelembung kecil di tengah papan kayu lapis yang terjadi karena uap air dan udara panas dari dalam vinir mencoba untuk keluar tetapi tertahan sehingga membentuk gelembung - gelembung tinggi pada permukaan. Bisa juga terjadi karena jumlah lem yang tersisa pada titik - titik tertentu terlalu berlebihan.

5. Vinir luar tidak penuh di tepi (Missing Edge)
Cacat ini cukup jarang ditemukan, dan nampak berupa ruang kosong tanpa vinir muka/belakang sepanjang tepi (sisi samping atau sisi memanjang) sebesar hingga 10 milimeter. Ukuran panjang dan lebar vinir dibuat dengan toleransi terlalu kecil, atau tidak tersusun dengan benar (miring) terhadap vinir inti saat proses pelapisan sehingga salah satu tepi kayu lapis menjadi kosong atau seperti tidak ada vinir pada bagian tepinya.



SPECIFIC DEFECTS - Cacat Khusus Lainnya

Beberapa cacat kualitas ini mungkin hanya bisa terlihat saat anda mulai mengolah kayu lapis, atau setelah proses memotong, membelah, atau membuat lubang dengan mesin bor atau router.

1. Ikatan lem lemah (Weak bonding)
Karena kualitas bahan lem yang digunakan lebih rendah dari standar, ikatan antar lapisan vinir (bagian inti dan vinir muka/belakang) pada kayu lapis menjadi lemah, dan sebagian besar pada bagian tengah kayu lapis. Sehingga sesaat setelah dibelah terdapat pecah atau vinir inti terlepas.

2. Kelembaban tinggi (High MC)
Sama seperti kayu solid, moisture content (MC) plywood harus berkisar antara 8 - 12 %. Di bagian tengah juga kemungkinan besar mengandung air lebih banyak daripada bagian tepi, dan itu hanya akan terlihat setelah anda membelah kayu lapis dan mengukurnya kembali.

3. Kepadatan rendah (Low density)
Kepadatan kayu lapis tergantung pada kepadatan dari jenis kayu yang digunakan sebagai vinir. Penggolongan ini seharusnya lebih diatur pada grade atau kelas kualitas kayu lapis, yang pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu kayu lapis dari softwood dan kayu lapis dari hardwood. Namun demikian jika kepadatan terlalu rendah, setelah proses potong atau router, akan terlihat vinir yang tidak bisa terpotong dengan rapi dan banyak terdapat serpihan yang kasar. Ini disebabkan karena kepadatan vinir muka yang terlalu rendah.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghindari dan mengidentifikasi cacat -cacat kualitas tersebut sebelum membeli kayu lapis atau memprosesnya lebih lanjut agar anda tidak membuang bahan dan biaya.

Eko HIDAYAT

Profesional dalam industri kayu dan bisnis terkait furniture | Founder tentangkayu.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama