Plywood untuk Packing: Apa Bedanya dengan Plywood Biasa?

Dalam rantai pasokan produk furniture kayu, packing atau kemasan memiliki peran penting untuk melindungi barang selama proses pengiriman dan penyimpanan.

peti palet dibuat dari plywood untuk packing furniture
Ilustrasi peti kemasan yang terbuat dari plywood khusus untuk furniture besar dan berat

Selain karton dan plastik, plywood atau kayu lapis menjadi material yang banyak digunakan, khususnya untuk barang furniture berat yang diekspor, dan yang selanjutnya melalui proses pengiriman dari belanja online. Keduanya berperan paling dominan dalam penggunaan plywood untuk kemasan produk furniture.

Namun ternyata jenis plywood untuk packing memiliki spesifikasi berbeda dibanding plywood untuk furniture atau konstruksi interior. Mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi, hingga standar kualitas yang diterapkan, yang semuanya disesuaikan dengan kebutuhan untuk membuat packing yang aman, ringan, tahan lama, dan tentunya lebih ekonomis.


Apa Itu Plywood untuk Packing?

Plywood untuk packing adalah lembaran kayu lapis yang diproduksi khusus untuk kebutuhan kemasan seperti peti kayu, palet, box, dan casing pelindung barang selama transportasi. Jenis plywood ini tidak mementingkan tampilan estetika, tetapi lebih mengutamakan daya tahan, ringan, biaya efisien, dan ketahanan terhadap benturan serta cuaca ekstrim saat pengiriman jarak jauh.

Di sektor industri furniture kayu, khususnya furniture indoor, plywood packing banyak digunakan untuk membuat peti kemasan ekspor untuk produk-produk seperti meja, kursi, kabinet, lemari, maupun aksesoris kayu yang telah dirakit di dalam pabrik. Kebutuhan kemasan ini meningkat pesat seiring dengan pertumbuhan pasar ekspor dan pesanan furniture secara online, di mana produk harus dikemas dengan aman agar tidak rusak selama proses pengiriman antarkota atau antarnegara.

Khususnya untuk pasar Amerika yang produk furniturenya cenderung lebih banyak menggunakan sistem konstruksi tetap, atau bukan sistem lepasan, sehingga konsumen tidak perlu lagi merakit produk furniture.


Jenis Material yang Digunakan

Kayu lapis untuk bahan furniture biasanya memakai veneer dari jenis kayu agak mewah seperti Meranti, Birch, atau kayu Oak. Sedangkan plywood packing cenderung menggunakan bahan dari jenis kayu cepat tumbuh dan jenis kayu campuran. Beberapa jenis kayu yang umum dipakai adalah:
  • Kayu Poplar – kayu ringan, fleksibel, dan banyak digunakan di Tiongkok dan Asia Tenggara.
  • Kayu Albasia atau Sengon – favorit di Indonesia karena tumbuh cepat dan berat jenisnya rendah.
  • Kayu Eucalyptus – memiliki kekuatan cukup baik dengan harga terjangkau.
  • Kayu Karet – alternatif ramah lingkungan karena berasal dari perkebunan bekas karet.
  • Kayu Tropis Campuran – sering dipakai untuk lapisan dalam (core) karena harganya lebih ekonomis.


Proses Produksi

Konsep dasarnya sama — yaitu menyusun lapisan veneer yang dilem secara bersilang — tapi proses produksi plywood packing memiliki beberapa perbedaan:

1. Kualitas dan Ketebalan Veneer
Plywood packing memakai veneer kelas menengah ke bawah, di mana cacat alami seperti mata kayu, retak, atau warna belang masih diperbolehkan. Ketebalan veneer bervariasi antara 1,6mm – 3,6mm per lapis tergantung kebutuhan kekuatan.

2. Konstruksi Core
Umumnya menggunakan kombinasi beberapa jenis kayu untuk alasan ekonomis, asal tetap memenuhi standar kekuatan. Sambungan veneer atau celah dalam core masih diperbolehkan selama tidak mengganggu struktur.

3. Jenis Lem
Lem Urea Formaldehyde (UF) biasa dipakai untuk plywood kemasan domestik, dan untuk kemasan ekspor, lebih sering menggunakan Phenol Formaldehyde (PF) karena lebih tahan air dan perubahan cuaca. 

4. Fumigasi
Khusus untuk kemasan ekspor, penggunaan bahan kayu lapis wajib melalui proses fumigasi untuk mencegah penyebaran hama. 

5. Finishing
Kayu lapis untuk kemasan umumnya dibiarkan tanpa amplas atau hanya amplas kasar. Beberapa tipe diberi lapisan cat tahan air jika dipakai untuk pengiriman terbuka.


Kegunaan Plywood Packing

Plywood packing cukup ringan, kuat, dan ekonomis sehingga sangat ideal untuk kebutuhan kemasan industri selain untuk kemasan furniture, di antaranya:

1. Peti kayu dan box untuk alat berat, elektronik, dan sparepart otomotif.
2. Deck palet dan dudukan barang di gudang.
3. Box lipat untuk cargo angkutan udara atau laut.
4. Sekat pelindung di dalam kontainer pengiriman.

Permintaan bahan kayu lapis kemasan sangat bergantung pada aktivitas ekspor-impor, output pabrikan, dan perkembangan logistik. Kawasan Asia Tenggara seperti Tiongkok, Indonesia, dan Vietnam mendominasi produksi plywood packing global karena bahan baku melimpah dan biaya tenaga kerja yang bersaing.

Di sektor furniture ekspor, tren penggunaan plywood packing terus meningkat karena pelanggan internasional menuntut kemasan yang aman, ramah lingkungan, dan sesuai standar phytosanitary (fumigasi). Akhir-akhir ini produsen banyak yang beralih ke kayu bersertifikasi FSC atau PEFC, serta mengutamakan kayu tanaman seperti Albasia dan kayu Karet.

Meski kerap dianggap produk kelas dua dibanding kayu lapis untuk konstruksi atau furniture, plywood packing memiliki peran strategis dalam rantai logistik global, khususnya dalam pengemasan furniture kayu ekspor dan pengiriman online. Mulai dari material pilihan, proses produksi, hingga regulasi internasional harus dipenuhi agar plywood kemasan bisa menjadi solusi ekonomis yang tetap andal.


---

Eko HIDAYAT

Profesional dalam industri kayu dan bisnis terkait furniture | Founder tentangkayu.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama