Industri 4.0: Otomatisasi pada Industri Perkayuan

Istilah 'Industry 4.0' merupakan inisiatif dari pemerintah dan para pelaku industri terutama di Eropa dengan tujuan mempercepat pengembangan dan penerapan pabrik yang terhubung untuk mempertahankan keunggulan teknologi dan daya saing produk yang dibuat di lingkungan dengan tarif upah yang tinggi agar dapat bersaing dengan negara-negara yang berupah rendah.




Sejarah Revolusi Industri

Untuk sekedar pengetahuan Anda tentang revolusi industri secara umum, pada dasarnya kita telah mengalami tiga revolusi industri sebelumnya.

Industry 1.0 - Penemuan mesin bertenaga uap pada akhir abad ke-18 menjadi indikator pertama revolusi industri. Dari pekerjaan yang mengandalkan otot, penggunaan mesin dengan tenaga uap dan mekanisasi industri, merupakan terobosan terbesar bagi produktivitas manusia saat itu.

Industry 2.0 - Penerapan listrik di awal abad ke-19 dan jalur perakitan membawa kita pada produksi masal yang menjadi awal revolusi industri kedua. Sistem produksi berubah dengan diciptakannya jalur produksi menggunakan conveyor atau alat penghantar yang berjalan, sehingga setiap orang hanya melakukan sebagian pekerjaan pada produk hingga proses akhir.

Industry 3.0 - Diawali pada tahun 70-an dengan adanya komputer, lalu mesin CNC dan robot dalam industri. Digitalisasi di dalam hampir semua perangkat menjadi bagian dari revolusi industri ketiga. Mesin dilengkapi dengan komputer yang memiliki memori untuk menjalankan tugas mesin tanpa pengoperasian lagi oleh manusia.

Industry 4.0 - Pada pertengahan tahun 90-an, penggunaan internet secara komersial mulai membuka peluang baru dan akhirnya memicu revolusi industri keempat.

Mengacu pada digitalisasi proses industri, dari kreasi hingga produksi, Industry 4.0 menciptakan organisasi baru yaitu sebuah ekosistem pabrik. Otomatisasi, jaringan komprehensif semua area produksi, dan Internet of Things (IoT) yang mendorong aliran komunikasi digital antara mesin, internal dan rantai eksternal.

Sistem produksi yang terhubung ini memungkinkan untuk membangun proses manufaktur dan rantai pasokan yang lebih cerdas. Ini juga memfasilitasi penciptaan pabrik pintar.




Otomatisasi pada industri perkayuan

Mengolah kayu merupakan salah satu industri yang melibatkan jumlah pekerja yang cukup banyak dari proses bahan baku hingga penyelesaian produk siap kirim.

Saat ini, kita telah mengenal dan melihat banyak sekali jenis mesin perkayuan yang menggunakan sistem CNC, robot, dan mesin otomatis lainnya seperti automatic spray, spindle molder, sander, dan lainnya sebagai upaya untuk mengurangi pekerjaan manual yang berbiaya besar, terutama pada negara yang upah pekerjanya sangat tinggi.

Di sisi lain, sekarang ini teknologi terdepan telah menjadi hal biasa dalam kehidupan kita sehari-hari, bahwa kita selalu terhubung dengan tablet, ponsel, internet, dan penyimpanan data Cloud. Begitu pula dengan industri perkayuan, bahwa pada satu pabrik, semua mesin akan terhubung melalui jaringan internet dan mereka akan 'berkomunikasi' satu sama lain, menyimpan data, dan terintegrasi dengan jaringan pasokan barang lainnya.

Benda kerja akan 'berbicara' dengan mesin, memberi peringatan dan memerintahkan mesin untuk melanjutkan atau menghentikan operasi. Setelah itu mesin akan melaporkan seluruh data pekerjaannya pada sebuah database yang bisa digunakan untuk menganalisis efisiensi produksi dan kualitas pemrosesan.

Demikian juga dengan mesin produksi yang cerdas, akan mampu mengenali apakah kapasitasnya cukup atau perlu pemeriksaan, lalu akan memberikan sinyal panggilan untuk maintenance.


Mesin CNC yang terintegrasi dengan jaringan internet

Bagaimana industri perkayuan menyambut revolusi industri 4.0?

Sebuah revolusi industri merupakan fenomena yang tidak bisa dihindari atau diulang. Hal tersebut terjadi karena perkembangan teknologi dan perubahan perilaku pasar konsumen yang memiliki kebutuhan dan tuntutan baru.

Perkembangan teknologi yang terlihat paling agresif dan menghasilkan banyak sekali solusi baru memang pada teknologi mesin industri untuk mengolah kayu, terutama proses transformasi kayu. Dari kayu yang masih berbentuk log, penggergajian di sawmill, proses penyerutan kayu, hingga aplikasi finishing.

Beberapa produsen mesin perkayuan terkemuka saat ini telah berlomba untuk menyediakan dan meningkatkan kecerdasan mesin-mesin mereka dengan melengkapi perangkat digital serta kesiapan konektivitas antar mesin dan jaringan internet.
Sebut saja misalnya Homag, Biesse, Beckhoff, Fesco, Weinig, dan lainnya bahkan telah merencanakan untuk menanamkan AI (Artificial Intelligence) pada perangkat mesinnya.

Tidak ketinggalan pula beberapa produsen mesin perkayuan dari Asia seperti Nanxing Machinery, DWD Mechatronics, atau Qingdao Xinhengfa Machinery yang juga membangun mesin perkayuan untuk proses pemotongan, finishing dan peralatan CNC untuk kayu solid yang telah diadaptasikan dengan revolusi Industry 4.0.

Investasi untuk menuju Industry 4.0 memang tidak sedikit, di sisi lain kita perlu menyesuaikan diri agar tidak ketinggalan atau agar tetap bisa kompetitif di dunia industri kayu. Tidak ada salahnya jika mulai sekarang, pelatihan dan perencanaan menuju otomatisasi pada industri perkayuan segera disiapkan, karena tidak hanya perangkat mesin yang mutakhir, tetapi juga termasuk infrastruktur lainnya seperti jaringan di dalam pabrik, manajemen data, dan yang paling penting adalah kesiapan sumber daya manusia.


Solusi 'Smart Factory'

Bahkan di Asia, upah tenaga kerja yang selalu meningkat, kenaikan harga bahan baku, serta dampak epidemi, banyak pabrik furniture kayu mulai memperhatikan solusi "smart factory" yang dianggap mampu mengurangi biaya dan menghemat sumber daya. Biasanya pada pabrik furniture tradisional, untuk menangani setiap komponen seperti: menyortir, memperbaiki cacat, mengampelas, dan lainnya harus mempekerjakan ratusan pekerja.

Sebuah pabrik bisa memiliki stasiun kerja dan jalur produksi yang cerdas, dengan cara menggabungkan berbagai proses dan mesin pada jalur produksi (pemotongan, edge banding, pengeboran, dll). Dengan solusi ini, pabrik dapat memantau status peralatan/mesin dan proses pengerjaan komponen secara real-time, pertukaran data antar modul secara langsung. Pada akhirnya pabrik dapat meningkatkan efisiensi produksi yang dapat membantu menghemat biaya dan mempercepat siklus produksi.

---

Eko HIDAYAT

Profesional dalam industri kayu dan bisnis terkait furniture | Founder tentangkayu.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama