Finishing Menggunakan Oil

Finishing oil biasanya digunakan untuk furniture outdoor (luar ruangan). Selain biaya yang lebih murah, oil sangat mudah cara aplikasinya. Oil bersifat cenderung lebih encer dari bahan finishing yang lain dan mudah meresap ke dalam pori-pori kayu. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pada dasarnya finishing adalah untuk melindungi kayu dari masuknya kembali air ke dalam kayu sehingga membuat bentuk kayu lebih stabil. Finishing dengan bahan inipun telah memenuhi kebutuhan dasar untuk finishing.
Bahan oil yang proses aplikasinya paling sederhana, rata-rata menggunakan sistem rendam (dipping) atau basuh (wiping) membuat sebagian besar volume oil meresap ke dalam pori-pori kayu dan membentuk semacam lapisan 'penghadang' pada bagian permukaan kayu. Itulah mengapa agak sulit mendapatkan kualitas permukaan yang halus atau mengkilap. Peresapan oil kadang membuat bulu halus pada kayu berdiri dan membuat permukaan kayu terasa lebih kasar.

Namun begitu kita bisa lakukan pengamplasan kembali ketika kering dengan menggunakan grit amplas yang halus (di atas 320).
Bahan baku oil termasuk murah apabila dihitung per liter. Di sini kita harus hati-hati pada waktu aplikasi. Proses yang kurang benar bisa mengakibatkan pemborosan bahan baku dan berujung biaya finishing yang tinggi.

Efisiensi
Usahakan drum bahan baku selalu tertutup agar mengurangi volume penguapan terutama pada saat suhu udara cukup tinggi. Apabila bentuk drum memungkinkan, cukup buat lubang kecil untuk mengurangi penguapan.
Pada proses dipping (rendam) memang tangki perendaman harus cukup besar, dalam hal ini kita bisa membuat saluran khusus di sebelah tangki agar bahan sisa yang membanjiri komponen bisa mengalir kembali ke tangki sehingga tidak ada bahan yang sama sekali terbuang atau mengotori lantai produksi yang bisa mengakibatkan pencemaran tanah.
Ruang finishing sebaiknya dibuat agar angin tidak bergerak terlalu besar.
Kain lap yang digunakan perlu dikeringkan kembali ketika tidak lagi dipakai, sehingga bahan finishing yang masih melekat pada kain tidak terbuang percuma.

Kualitas
Masalah yang mungkin paling sulit pada finishing oil adalah masalah warna. Kita menghadapi masalah ini apabila anda menggunakan kayu gubal yang dicampur kayu teras. Bahan oil yang umumnya hanya satu warna atau natural tidak mampu menutupi warna kayu gubal yang lebih muda. Untuk mengatasi masalah ini kita bisa lakukan dahulu pewarnaan menggunakan bahan pewarna (stain) seperti yang dipakai pada jenis finishing NC.
Stain diaplikasikan hanya pada permukaan kayu yang terang untuk menyamakan warna. Sebelumnya anda bisa cek dengan pihak penjual stain tentang warna yang paling tepat untuk jenis kayu yang anda gunakan. Setelah itu baru proses perendaman bisa dilakukan.

Untuk hasil terbaik wiping sebaiknya dilakukan minimal dua kali dan diamplas halus. Setelah itu anda bisa lakukan penggosokan menggunakan kertas kardus (cokelat) untuk mendapatkan sedikit efek mengkilap.
Resiko menggunakan bahan finishing jenis ini adalah waktu pengeringan. Bahan packing bisa menempel pada benda kerja dan agak sulit dihilangkan.

Kelebihan: Mudah aplikasi, murah, cepat dan tahan lama
Kekurangan: Permukaan kurang halus, sulit menyamakan warna.


Heallth & Safety
Bahan baku oil sangat berbahaya dan mudah terbakar. Sangat penting untuk secara tegas tidak boleh ada yang merokok di sekitar lokasi finishing. Bahan yang tumpah, berlebihan atau karena penumpukkan kain bekas yang jatuh ke tanah akan mengakibatkan pencemaran tanah. Hal ini sebaiknya dihindari.
Sebagai wujud tanggung jawab pula terhadap kesehatan karyawan, para pekerja yang bekerja langsung di area ini harus senantiasa menggunakan sarung tangan sintetis, sepatu karet atau sintetis dan masker penutup hidung untuk membantu pernafasan.

Eko HIDAYAT

Profesional dalam industri kayu dan bisnis terkait furniture | Founder tentangkayu.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama