
Karena pertumbuhannya yang cepat dan sifat kayunya yang mudah diolah, kayu Gmelina menjadi pilihan populer untuk kebutuhan industri kayu dan produk kehutanan berkelanjutan.
Kayu Gmelina berwarna kuning muda hingga cokelat terang, agak mirip dengan kayu Pinus, dengan serat lurus dan tekstur sedang. Kepadatan kayu sekitar 400–650 kg/m³, menjadikannya ringan namun cukup kuat.
Karakteristik
Nama ilmiah:
Gmelina arborea
Nama lokal:
Jati putih
Asal:
Asia Selatan dan Asia Tenggara
Pertumbuhan:
Relatif cepat, siap panen dalam 5–10 tahun
Kekerasan kayu:
Keras ringan (hardwood)
Meskipun bukan kayu kelas premium seperti kayu Jati yang sebenarnya (Tectona Grandis), Gmelina memiliki karakteristik fisik yang memadai untuk banyak kebutuhan.
Salah satu keunggulan utama kayu Gmelina adalah kemudahan dalam pengolahan. Kayu ini mudah dipotong, dipaku, dilem, dan diberi finishing. Hal ini menjadikannya sangat digemari oleh pengrajin mebel dan pelaku industri kecil menengah. Banyak produk seperti meja, kursi, lemari, rak, dan berbagai perabot rumah tangga dibuat dari Gmelina karena warnanya yang cerah serta permukaannya yang halus setelah difinishing. Selain itu, Gmelina juga dimanfaatkan dalam produksi veneer dan plywood, karena seratnya yang relatif rata dan mudah merekat.
Meskipun tidak setahan jati asli, Gmelina sangat cocok untuk kebutuhan industri ringan, mebel, plywood, dan produk kerajinan. Di Indonesia, kayu ini semakin diminati karena mudah ditanam, cepat panen, dan bisa mendukung kehutanan rakyat serta restorasi lahan terdegradasi.
---