Selama berabad-abad, kayu telah menjadi material penting dalam dunia audio. Mulai dari pembuatan alat musik klasik hingga kabinet speaker legendaris, kayu menawarkan karakter suara alami yang sulit ditandingi oleh material sintetis.

Kotak speaker kayu mahoni memiliki kualitas akustik yang baik dan tampilan estetika yang menarik/img: Stewmac
Namun, dalam beberapa dekade terakhir, penggunaan kayu mulai tersisih oleh material seperti plastik dan MDF karena alasan produksi massal dan efisiensi biaya. Kini, tren tersebut mulai berbalik. Kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan keindahan material alami membuat banyak produsen audio kembali melirik kayu — khususnya jenis kayu eksotik dan ramah lingkungan.
Mengapa Kayu Terdengar Lebih Baik?
Keunggulan kayu dalam perangkat audio terletak pada kemampuannya memengaruhi karakter suara. Tingkat kepadatan kayu, pola dan arah serat, dan porositas tiap jenis kayu menentukan bagaimana gelombang suara diserap, dipantulkan, atau beresonansi di dalam kabinet speaker. Kayu keras dengan serat rapat biasanya menghasilkan suara yang presisi dan jernih, sementara kayu dengan kepadatan sedang memberi sentuhan hangat dan natural pada tonal suara.
Selain dari segi akustik, daya tarik kayu secara visual dan sentuhan memberikan kontras yang baik terhadap kemandulan logam dan plastik yang dingin di dunia modern yang dipenuhi dengan perangkat digital.
Jenis kayu solid yang umum digunakan untuk kotak speaker adalah kayu Birch Baltik, kayu Oak, Maple, Ash, dan Walnut. Tapi jenis-jenis kayu tersebut biasanya lebih mahal, sehingga produsen cenderung menggantikannya dengan bahan MDF.
Jenis Kayu Eksotik yang Kurang Populer untuk Audio
Di antara jenis kayu solid yang mulai populer kembali di industri audio modern adalah rubberwood (kayu karet). Kayu ini merupakan hasil sampingan dari industri perkebunan karet, di mana pohon karet yang tidak lagi produktif ditebang. Rubberwood memiliki kepadatan yang stabil dan serat halus, menjadikannya material yang ideal untuk kabinet speaker portabel dan produk audio lifestyle.
Img: Kotak speaker DIY berbentuk telur dibuat dari kayu Akasia dengan proses CNC oleh marcosprojects
Kayu akasia juga memiliki keunggulan yang menarik untuk digunakan sebagai material kotak speaker karena karakteristik fisiknya yang padat, kuat, namun tetap cukup elastis. Tingkat kerapatan serat kayu akasia mampu meredam getaran berlebih dan meminimalkan resonansi yang tidak diinginkan, sehingga menghasilkan kualitas suara yang lebih bersih dan natural.
Selain itu, akasia memiliki tampilan serat kayu yang eksotis dengan gradasi warna cokelat keemasan hingga kemerahan, memberikan nilai estetika premium pada kabinet speaker. Ketahanan alami akasia terhadap kelembapan dan perubahan suhu juga membuatnya cocok digunakan untuk speaker rumahan maupun outdoor dengan penanganan yang tepat. Karena itulah, meskipun lebih sering digunakan dalam proyek DIY dan audio customade, kayu akasia punya potensi besar untuk diaplikasikan lebih luas dalam industri audio kelas menengah ke atas.
Penggunaan kayu mahoni dalam pembuatan kotak speaker memberikan kombinasi antara kualitas akustik yang baik dan tampilan estetika yang menarik. Namun, penting untuk mempertimbangkan bahwa kayu solid seperti mahoni dapat mengalami perubahan bentuk akibat perubahan kelembaban dan suhu, sehingga perawatan dan konstruksi yang tepat sangat diperlukan untuk menjaga kualitas suara dan daya tahan produk.
Material ramah lingkungan lain yang mulai mendapat tempat di dunia audio adalah bambu. Meski bukan kayu secara teknis, bambu memiliki kekuatan tinggi, struktur serat rapat, dan tampil alami. Bambu tumbuh sangat cepat, menjadikannya salah satu material paling berkelanjutan di dunia. Beberapa speaker nirkabel modern mengandalkan panel bambu di bagian depan atau atas kabinet, seperti pada House of Marley Get Together Mini.

Speaker seri Get Together Mini dengan panel depan dari bahan bambu
Antara Performa dan Keberlangsungan
Tren ini tidak hanya sekedar untuk nostalgia atau mendapatkan gaya vintage, tapi juga bagian dari kampanye keberlanjutan yang terus digaungkan oleh pelaku industri audio. Banyak brand kini memilih bahan kayu yang bersertifikat, material daur ulang, atau limbah industri lain untuk mengurangi dampak lingkungan tanpa mengorbankan kualitas produk. Beberapa manufaktur audio customized bahkan memanfaatkan kayu dari bangunan tua atau furniture bekas untuk kabinet speaker limited edition — sebuah cara kreatif memberi nyawa baru pada material yang seharusnya terbuang.
Kebangkitan kayu solid dalam dunia audio menjadi penanda bahwa suara terbaik bukan hanya soal teknologi digital canggih, tetapi juga soal material alami yang menyempurnakan karakter akustik. Keindahan alami kayu, sentuhan hangatnya, serta kontribusinya terhadap keberlanjutan lingkungan membuat material ini kembali diminati.
Tren ini diprediksi akan terus berkembang, baik di produk audio premium, lifestyle speaker, maupun proyek customade di masa mendatang.
---

Kotak speaker kayu mahoni memiliki kualitas akustik yang baik dan tampilan estetika yang menarik/img: Stewmac
Namun, dalam beberapa dekade terakhir, penggunaan kayu mulai tersisih oleh material seperti plastik dan MDF karena alasan produksi massal dan efisiensi biaya. Kini, tren tersebut mulai berbalik. Kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan keindahan material alami membuat banyak produsen audio kembali melirik kayu — khususnya jenis kayu eksotik dan ramah lingkungan.
Mengapa Kayu Terdengar Lebih Baik?
Keunggulan kayu dalam perangkat audio terletak pada kemampuannya memengaruhi karakter suara. Tingkat kepadatan kayu, pola dan arah serat, dan porositas tiap jenis kayu menentukan bagaimana gelombang suara diserap, dipantulkan, atau beresonansi di dalam kabinet speaker. Kayu keras dengan serat rapat biasanya menghasilkan suara yang presisi dan jernih, sementara kayu dengan kepadatan sedang memberi sentuhan hangat dan natural pada tonal suara.
Selain dari segi akustik, daya tarik kayu secara visual dan sentuhan memberikan kontras yang baik terhadap kemandulan logam dan plastik yang dingin di dunia modern yang dipenuhi dengan perangkat digital.
Jenis kayu solid yang umum digunakan untuk kotak speaker adalah kayu Birch Baltik, kayu Oak, Maple, Ash, dan Walnut. Tapi jenis-jenis kayu tersebut biasanya lebih mahal, sehingga produsen cenderung menggantikannya dengan bahan MDF.
Jenis Kayu Eksotik yang Kurang Populer untuk Audio
Di antara jenis kayu solid yang mulai populer kembali di industri audio modern adalah rubberwood (kayu karet). Kayu ini merupakan hasil sampingan dari industri perkebunan karet, di mana pohon karet yang tidak lagi produktif ditebang. Rubberwood memiliki kepadatan yang stabil dan serat halus, menjadikannya material yang ideal untuk kabinet speaker portabel dan produk audio lifestyle.

Kayu akasia juga memiliki keunggulan yang menarik untuk digunakan sebagai material kotak speaker karena karakteristik fisiknya yang padat, kuat, namun tetap cukup elastis. Tingkat kerapatan serat kayu akasia mampu meredam getaran berlebih dan meminimalkan resonansi yang tidak diinginkan, sehingga menghasilkan kualitas suara yang lebih bersih dan natural.
Selain itu, akasia memiliki tampilan serat kayu yang eksotis dengan gradasi warna cokelat keemasan hingga kemerahan, memberikan nilai estetika premium pada kabinet speaker. Ketahanan alami akasia terhadap kelembapan dan perubahan suhu juga membuatnya cocok digunakan untuk speaker rumahan maupun outdoor dengan penanganan yang tepat. Karena itulah, meskipun lebih sering digunakan dalam proyek DIY dan audio customade, kayu akasia punya potensi besar untuk diaplikasikan lebih luas dalam industri audio kelas menengah ke atas.
Penggunaan kayu mahoni dalam pembuatan kotak speaker memberikan kombinasi antara kualitas akustik yang baik dan tampilan estetika yang menarik. Namun, penting untuk mempertimbangkan bahwa kayu solid seperti mahoni dapat mengalami perubahan bentuk akibat perubahan kelembaban dan suhu, sehingga perawatan dan konstruksi yang tepat sangat diperlukan untuk menjaga kualitas suara dan daya tahan produk.
Material ramah lingkungan lain yang mulai mendapat tempat di dunia audio adalah bambu. Meski bukan kayu secara teknis, bambu memiliki kekuatan tinggi, struktur serat rapat, dan tampil alami. Bambu tumbuh sangat cepat, menjadikannya salah satu material paling berkelanjutan di dunia. Beberapa speaker nirkabel modern mengandalkan panel bambu di bagian depan atau atas kabinet, seperti pada House of Marley Get Together Mini.

Speaker seri Get Together Mini dengan panel depan dari bahan bambu
Antara Performa dan Keberlangsungan
Tren ini tidak hanya sekedar untuk nostalgia atau mendapatkan gaya vintage, tapi juga bagian dari kampanye keberlanjutan yang terus digaungkan oleh pelaku industri audio. Banyak brand kini memilih bahan kayu yang bersertifikat, material daur ulang, atau limbah industri lain untuk mengurangi dampak lingkungan tanpa mengorbankan kualitas produk. Beberapa manufaktur audio customized bahkan memanfaatkan kayu dari bangunan tua atau furniture bekas untuk kabinet speaker limited edition — sebuah cara kreatif memberi nyawa baru pada material yang seharusnya terbuang.
Kebangkitan kayu solid dalam dunia audio menjadi penanda bahwa suara terbaik bukan hanya soal teknologi digital canggih, tetapi juga soal material alami yang menyempurnakan karakter akustik. Keindahan alami kayu, sentuhan hangatnya, serta kontribusinya terhadap keberlanjutan lingkungan membuat material ini kembali diminati.
Tren ini diprediksi akan terus berkembang, baik di produk audio premium, lifestyle speaker, maupun proyek customade di masa mendatang.
---